02 Dec 2025
Advise
Ada satu momen yang pasti pernah dialami semua 3D artist:
lagi bikin asset environment, detailnya dipoles habis-habisan, sculpt berjuta-juta polygon, texturing super rinci…
Lalu ketika masuk engine: FPS turun dari 60 jadi 9.
Di situlah kita mengenal kearifan lokal industri game bernama Economy of Detail.
Ini bukan ajakan jadi malas, bukan juga ajaran “yang penting jadi”.
Ini adalah seni memilih, menentukan bagian mana yang perlu jadi superstar, dan mana yang cukup jadi figuran yang sopan.
Serius.
Detail itu mahal, mahal waktu, mahal performa, dan mahal kesehatan mental kalau revisi mendadak. 😂
Hanya karena kamu bisa menambahkan detail, bukan berarti kamu harus.
Banyak artist pemula terjebak di mindset: “Semakin detail = semakin bagus.”
Padahal kunci visual yang memikat justru sering muncul dari pemilihan detail yang cerdas.
Think smart, not sculpt-hard.
Dalam scene apa pun, mata player selalu tertarik ke:
Nah, itu yang harus kamu kasih 80% cintamu. Detailkan habis-habisan.... Libas micro-detail... Kasih karakter....
Sementara area lain? Boleh santai. Kasih detail secukupnya, biar gak distracting.
Ibarat panggung teater: spotlight cuma satu, gak mungkin semua aktor pasang muka dramatis sekaligus.
Sebelum mikirin retakan kecil di tembok, pastikan:
Ketika bentuk besar sudah kuat, kamu bahkan gak perlu detail banyak untuk membuatnya terlihat menarik.
Game AAA bukan keren karena semua permukaannya super-detail,
tapi karena bentuk besar mereka kuat dan mudah “kebaca”.
Daripada nambahin noise texture sampai objek kamu kelihatan kayak “mie instan ultra-HD”,
lebih baik tambahkan detail yang:
Contoh:
Detail yang bermakna selalu terasa lebih keren daripada detail yang sekadar “rame”.
Semakin kamu dewasa sebagai artist, kamu sadar:
Karya yang bagus bukan hanya yang cantik, tapi yang berjalan mulus di engine.
LOD, texture atlas, trim sheet, reuse asset, itu bukan “jalan pintas”, itu justru teknik tingkat dewa.
Kalau detail bisa diganti jadi texture normal + lighting yang pintar, kenapa harus sculpt 50 juta polygon? 😌
Ini bukan aturan baku, tapi sering banget berhasil:
Kenapa?
Karena otak manusia suka hierarchy.
Terlalu banyak micro detail justru bikin asset kamu “berisik”.
Ini teknik ninja.
Daripada memodelkan semua detail real, kadang cukup hint lewat:
Player akan merasakan detail itu, meskipun sebenarnya tidak ada.
Dan itulah kekuatan seni visual: ilusi yang cerdas.
Economy of Detail bukan tentang mengurangi kualitas. Ini tentang mengalokasikan energi visual ke tempat yang paling penting.
Ini seni membuat asset yang:
Karena pada akhirnya, detail terbaik bukan yang paling banyak,
tapi yang paling bernilai.
Kamu bukan tukang ukir, kamu storyteller.
Dan cerita terbaik lahir dari pilihan detail, bukan penumpukan detail.